Hadis Tentang Surga dibawah Telapak Kaki
Ibu
(Kritik Sanad)
Oleh : Fikri Noor Al Mubarok
A.
Latar Belakang
Masalah
Ketaatan kepada orang tua adalah suatu
kewajiban bagi setiap muslimin. Al-Qur’an dan hadis sendiri menyebutkan bahwa
orang tua adalah orang yang wajib dipatuhi setelah ketaatan kepada Allah swt.[1] Namun
islam memberi keutamaan yang lebih kepada salah satu dari orang tua kita. Dalam
suatu hadis disebutkan bahwa ibu lebih mendapatkan kedudukan yang terhormat
dari ayah. Ibu adalah orang yang mengandung kita selama sembilan bulan,
menyusui kita selama dua tahun, merawat kita sejak kita lahir sampai kita
dewasa bahkan sampai batas usia ibu kita. Beliaulah tempat kita mencari
kehangatan dan kasih sayang. Beliaulah tempat kita mengadu kalau kita sedang
mendapatkan masalah. Serta dalam suatu hadis disebutkan bahwa Ketika seseorang
dipanggil oleh ibu dan ayah secara bersamaan maka yang paling didahulukan untuk
memenuhi panggilan tersebut adalah panggilan ibu. Dan bahkan terdapat hadis
yang menyebutkan bahwa surga dibahwa telapak kaki ibu.
Dari segi matan, hadis ini memberikan suatu
pengajaran yang baik. Hadis ini memberikan pemahaman kepada kita betapa ibu itu
sangat terhormat sampai surgapun berada dibawah kakinya. Namun disisi lain juga
memberikan pertanyaan apakah benar surga ada dibawah telapak kaki ibu?
B.
Rumusan Masalah
Dari paparan diatas membuat penulis merasa
ingin meneliti hadis ini. Tapi penelitian ini bukan dimaksudkan untuk
menafsirkan makna dari hadis ini. Penelitian ini hanya memfokuskan kepada
kritik sanad saja. Apakah hadis ini sahih atau tidak? Sehingga dari hasil
penelitian ini dapat membantu kita untuk mengetahui apakah hadis ini dapat
dipakai dan disebarluskan atau tidak.
C.
Langkah-Langkah
Penelitian
1.
Mengumpulkan semua
hadis yang terkait dengan hadis surga dibawah telak kaki ibu didalam kitab kutub
al-tis‘ah.
2.
Membuat skema
periwayatan hadis.
3.
Memaparkan biografi
dari tiap-tiap rawi..
D.
Isi Penelitian
1.
Takhrîj Hadis
Setelah mencari dari
kitab-kitab hadis 9 imam (kutub al-tis‘ah), ternyata
hadis ini hanya terdapat dalam sunan al-Nasâ’î saja.
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ الْوَرَّاقُ قَالَ
حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ
طَلْحَةَ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ
طَلْحَةَ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ
جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ نَعَمْ قَالَ
فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami
'Abdul Wahhâb bin ‘Abdul Hakam al-Warrâq, ia berkata; telah menceritakan kepada
kami Hajjâj dari Ibnu Juraij, ia berkata; telah memberitakan kepadaku Muhammad
bin Thalẖah yaitu Ibnu ‘Abdullah bin ‘Abdur Rahman dari ayahnya yaitu Thalẖah
dari Mu‘awiyah bin Jâhimah al-Salamî bahwa Jâhimah datang kepada NAbî saw dan
berkata: “Wahai Rasulullah, saya ingin
berperang dan datang untuk minta petunjukmu,” Beliau bertanya: "Apakah
engkau masih memiliki ibu?" ia menjawab: “Ya,” Beliau bersabda:
"Jagalah ia, karena surga itu dibawah kakinya."[2]
2.
Skema sanad
gambar sendiri ya,,,,, hehehehe
3.
Biografi para perawi
Setelah dipaparkan takhrîj serta skema periwayatan maka
langkah selanjutnya yang diperlukan untuk memastikan otentitas hadis ini adalah
memverifikasi ketersambungan mata rantai sanad dan kredibilitas masing-masing
perawi. Hadis dari sunan al-Nasâ’î ini memiliki enam perawi.
a.
Mu‘âwiyah bin Jâhimah
al-Sulami, Nama lengkapnya adalah Mu’âwiyah bin Jâhimah bin al-‘Abbâs bin Mirdâs
al-Sulami. Beliau adalah kalangan sahabat.[3] Muhammad
bin Sa‘d mengatakan bahwa beliau hanya meriwayatkan satu hadis saja. Beliau
meriwayatkan hadis ini kepada ‘Ikrimah bin Rauẖ dan Muhammad bin Thalẖah.[4]
b.
Thalẖah, Nama
lengkap adalah Thalẖah bin ‘Abdullâh bin ‘Abdurahmân bin ’Abî Bakar al-Shiddîq
al-Tamîmî al-Madanî, ibunya adalah ‘Aisyah binti Thalẖah bin ‘Ubaidillâh.
Beliau adalah kalangan TAbî’in kalangan pertengahan, negeri semasa hidupnya
adalah Madinah. Beliau meriwayatkan hadis dari bapaknya, ibunya, paman dari
ayahnya, Asmâ’, Mu’âwiyah bin Jâhimah al-Sulamî, ‘Uqair bin Abî ‘Ufair (laki2
dari arab). Beliau memiliki keturunan Syu’aib dan Muhammad serta memiliki murid
‘Akkaf bin Khâlid, ‘Utsmân bin Abî Sulaimân. Ibnu Hibban telah menyebutkannya
dalam kitab al-tsiqâh.[5]
c.
Muhammad bin Thalẖah,
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Thalẖah bin ‘Abdillâh bin ‘Abdurrahmân bin Abî
Bakar al-Shiddîq al-Tamîmî al-Madanî. Beliau adalah kalangan Tabî’ut Tabî’in kalangan
pertengahan, negara semasa hidup beliau adalah Madinah. Beliau wafat pada tahun 122 H. Beliau meriwayatkan
hadis dari bapaknya, Mu’âwiyah bin Jâhimah. Beliau juga memiliki murid-murid
seperti Ibnu Ishâq, Ibnu Juraij, ‘Abdurrahmân bin Abî Bakar, dll. Ibnu Hibban telah
menyebutkannya dalam kitab al-tsiqâh.[6]
d.
Ibnu Juraij, Nama
lengkapnya adalah ‘Abdul Malik bin ‘Abdul ‘Azîz bin Juraij al-Qursyî. Beliau
memiliki saudara laki-laki yang bernama Muhammad bin ‘Abdul ‘Azîz dan anak yang
bernama Muhammad bin ‘Abdul Malik bin ‘Abdul ‘Azîz. Dalam meriwayatkan hadis
beliau memiliki beberapa guru yang diantaranya adalah Muhammad bin Thalẖah bin
‘Abdillah bin ‘Abdirrahman bin Abî Bakar, Muhammad bin ‘Abbâd bin Ja‘far al-Makhzûmî,
Muhammad bin al-Hârits bin Sufyân al-Makhzûmî, dll. Selain itu beliau juga
memiliki murid yang meriwayatkan hadis darinya diantaranya adalah Hajjâj bin Muhammad
al-Mishshîshî, Ja’far bin ‘Aun, Tsaur bin Yazîd al-ẖimshi, al-Hasan bin Muhammad
bin ‘Ubaidillah bin Abî Yazîd, dll. Beliau meninggal pada tahun 149 H. Utsman
bin Sa‘id al-Darimi berkomentar Laisa bi Syai’in, Ahmad bin Sa‘d bin Abî
Maryâm mengatakan bahwa setiap hadis yang diriwayatkan dari kitabnya adalah tsiqah
(tsiqah fî kulli mâ ruwiya ‘anhu min al-kitâb).[7]
e.
ẖajjâj, Nama lengkapnya
adalah ẖajjâj bin Muhammad al-Mishshîshî. Beliau memiliki kuniyah Abû Muhammad. Selama
hidupnya beliau tinggal di Baghdad kemudian beliau pindah ke Mishshîshî. Beliau
menerima hadis dari beberapa guru, diantaranya adalah ‘Abdurrahmân bin ‘Abdullah
al-Mas’ûdiyah, ‘Abd al-Mâlik bin ‘Abdul
‘Aziz ibnu Juraih, ‘Utsmân bin ‘Atha’ al-Khurâsânî, dll. Selain itu
beliau juga memiliki beberapa murid yang telah meriwayatkan hadis darinya,
diantaranya adalah ‘Abdul Wahab bin al-Hakam bin al-Warraq, ‘Ali bin Sahl al-Ramli,
‘Ali bin ‘Abdullah bin Ibrâhîm al-Baghdâdi, dll. Imam an-Nasâ’î dan ‘Ali bin
al-Madani berkomentar bahwa ia tsiqah. Beliau meninggal pada tahun 206 H.[8]
f.
‘Abd al-Wahhâb bin ‘Abd
al-Hakam al-Warrâq, Nama lengkap adalah ‘Abd al-Wahhâb bin ‘Abd al-Hakam bin
Nâfi‘ abû al-ẖasan al-Warrâq al-Baghdâdî. Beliau memiliki kuniyah Abû al-ẖasan.
Negeri semasa hidupnya adalah Baghdad. Beliau wafat pada tahun 250 H. Beliau
meriwayatkan hadis dari ẖajjâj bin Muhammad, Mu’âdz bin Mu’âdz, dll. Beliau
juga memiliki murid Abu Dawûd, Abu al-Qâsim al-Baghâwi, ibn Sha’id, dll. An-Nasâ’î
dan al-Dâruquthnî berkomentar bahwa ia tsiqah. Ibnu Hibbân juga telah menyebutkannya dalam kitab al-tsiqât.[9]
E.
Kesimpulan
Setelah diketahui biografi masing-masing
perawi, maka kriteria ketersambungan mata rantai sanad dan kredibilitas para
perawi telah kita dapatkan. Begitu pula kriteria kedlabitan para rawi. Sehingga
dengan demikian hadis tentang surga dibawah telapak kaki ibu ini adalah hasan.
Yogyakarta, 20 Juli 2013
(Bagi para pengunjung yang ingin menjadikan tulisan ini sebagai rujukan silakan sertakan nama penulis pada tulisan anda)
[1] Ibnu Shâlih al-Bassâm, Taisîr al-‘Allâm Syarh ‘Umdah al-’Ahkâm (Kairo,
Dâr al-‘Aqîdah, 1422H/2002M), I:82.
[2] An-nasa’i, Sunan an-Nasa’i Ma‘a Ahkâm al-’Albâni, Bâb Rukhsoh
Fi al-Takhalluf Li Man Lahu Walidah (Riyadl: Maktabah al-Ma‘ârif Wa al-Tauri‘)
no. 3053, hlm 478.
[3] Ibn ẖajr, Tahdzîb al-Tahdzîb, IV: 105.
[4] Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl Fî ’Asmâ’ al-Rijâl, XXVIII:
162.
[5] Ibn ẖajr, Tahdzîb al-Tahdzîb, II: 239.
[6] Ibid., III: 596.
[7] Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl Fî ’Asmâ’ al-Rijâl, XVII:
338-352.
[8] Ibid., V: 451-456.
[9] Ibn ẖajr, Tahdzîb al-Tahdzîb, II: 637-638.
6 comments
Maaf mas/mba admin, cuma mau tanya.
Hadist tentang surga di telapak kaki ibu adalah hasan.
Maksud dari hasan itu apa ?
Mohon penjelasannya
Sangatlah tidak benar kalau surga ada di telapak kaki ibu, karena yg pertama yang bersembahyang hanya para lelaki yang perempuan ngak. terus muhammad bilang kalau wanita susah masuk surga karena lelaki yang didahulukan. Ini sangat rancu dan kita tahu Muhammad ini seorang yg buta huruf yang katanya dapat wahyu tanpa saksi ini sangat diragukan keabsahannya. Kalau perempuan dilarang sholat jumat kapan masuk surga nya. Karena Tuhan tidak memandang rupa dan jenis kelamin karena semua bisa masuk surga kalau menjalankan KehendakNya.
Bisakah di share scr lengkap ke email saya? joko.kartono.JK@gmail.com
Terimakasih.
Mohon berkenan bisa di share ke email saya , joko.kartono.JK@gmail.com
Terimakasih
terima kasih sudah berbagi, semoga tambah pahala.
tambah berkah, tambah pahala. Makasih sudah berbagi.
Post a Comment