Hadist
tentang Menikah dengan Seorang Perawan
Kajian Sanad Hadis
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ
حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً
فَأَتَيْتُ النَّبِىَّ ص م فَقَالَ « أَتَزَوَّجْتَ يَا جَابِرُ ». فَقُلْتُ
نَعَمْ. فَقَالَ « بِكْرًا أَمْ ثَيِّبًا ». فَقُلْتُ لاَ بَلْ ثَيِّبًا. فَقَالَ « هَلاَّ جَارِيَةً تُلاَعِبُهَا
وَتُلاَعِبُكَ ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ مَاتَ وَتَرَكَ
سَبْعَ بَنَاتٍ أَوْ تِسْعًا فَجِئْتُ بِمَنْ يَقُومُ عَلَيْهِنَّ. قَالَ فَدَعَا لِى
(رواه الترمذي, 1106)[1]
A.
Jābir bin
‘Abdillah
1.
Sumber
Al-Hāfidz Jamāl ad-Dīn Abū Hajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb
al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl, (Beirut:
Mu’assisah ar-Risālah, tth), 4: 443.
Nama lengkap
-
Jābir bin ‘Abdillāh
bin ‘Amr bin Harām bin Tsa‘labah bin Ka‘ab bin Ghanm bin Ka’ab bin Salimah bin Sa’ad
bin ‘Alī bin ‘Asad bin Sāridah bin Tazīd, bin Jusyam bin al-Khazraj al-Anshārī al-Khazrajī
as-Salamī Abū ‘Abdillāh.
-
Abū
‘Abdirrahmān
-
Abū Muhammad al-Madanī.
Laqab/kunyah
-
Lahir/wafat/kurun hidup
Wafat 68/72/73/77/78/79/94 H
Guru-gurunya
Terdapat 20 guru. Antara lain: Nabi saw, Khālid bin al-Wālid, Thalhah
bin ‘Ubaidillāh, ‘Abdullāh bin Unais, dll.
Murid-muridnya
Terdapat 103 murid. Antara lain: ‘Amr bin Dīnār, ‘Īsā bin Jāriyah al-Anshārī,
al-Fadl bin Mubasysyar, dll.
Penilaian ulama
-
2.
Sumber
Al-Hāfidz Syihāb ad-Dīn Ahmad bin ‘Alī Ibnu Hajar al-‘Asqalānī, Tahdzīb
at-Tahdzīb, (Beirut: Mu’assisat ar-Risālah, tth), 1:281-282.
Nama lengkap
-
Jābir bin
‘Abdillāh bin ‘Amr bin Harām bin Tsa‘labah al-Khazrajī as-Salamī Abū ‘Abdillāh
-
Abū
‘Abdirrahmān
-
Abū Muhammad
Laqab/kunyah
-
Lahir/wafat/kurun hidup
Wafat 73/77/93, dan 78[2]
Guru-gurunya
Terdapat 18 guru. Antara lain: Nabi saw, Abū Bakar, ‘Umar, ‘Alī, Abū
‘Ubaid, dll.
Murid-muridnya
Terapat 31 murid. Antara lain: Abū Zubair, ‘Amr bin Dīnār, Abū
Ja’far al-Bāqir, dll.
Penilaian ulama
-
3.
Sumber
‘Abdul Ghaffār Sulaimān al-Bandārī, Mausū’ah Rijāl Kutub
at-Tis’ah, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, tth), 1:226-227.
Nama lengkap
Jābir bin ‘Abdillāh bin ‘Amr bin Harām bin Tsa’labah
Abū ‘Abdillāh, Abū ‘Abdirrahmān, Abū Muhammad, al-Jarāmī,
al-Khazrajī, as-Salamī, al-Anshārī.
Lahir/wafat/kurun hidup
73/77/78 H.
Guru-gurunya
-
Murid-muridnya
-
Penilaian ulama
-
Analisis
Kitab Tahdzīb al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl menyebutkan nama
lengkap yang sangat detail dengan menyertakan 15 keturunan. Sedangkan kitab Tahdzīb
at-Tahdzīb dan Mausū’ah Rijāl Kutub at-Tis’ah cenderung lebih
ringkas dengan menyebutkan 4 keturunan saja.
Kitab Tahdzīb al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl dan Tahdzīb
at-Tahdzīb tidak menyebutkan laqab dan kunyah secara khusus.
Berbeda dengan kitab Mausū’ah Rijāl Kutub at-Tis’ah yang menyebutkan laqab
dan kunyah secara khusus. Tapi kitab pertama menyebutkan laqab
dan kunyahnya ketika menyebutkan nama lengkap perawi tersebut.
Tentang permasalahan tahun wafat kitab Tahdzīb al-Kamāl memberikan
tahun wafat yang lebih banyak dengan yang lainnya yang mayoritas menyebutkan
73/77/78 H. Kitab Tahdzīb at-Tahdzīb juga menyebutkan tahun wafat yang
berbeda dengan yang lainnya (93 H). Dan dalam hal ini Ibnu Hajar al-‘Asqalānī
memilih tahun 78 H.
Didalam kitab Mausū’ah Rijāl Kutub at-Tis’ah juga memiliki
ciri khusus, yaitu tidak menyebutkan guru dan murid dari tiap-tiap perawi yang
disebutkan.
Penulis juga berasumsi bahwa semua sahabat adalah adil (ash-shahābat
kulluhum ‘udul) sehingga tidak perlu menyebutkan jarh dan ta’dīlnya.
B.
‘Amr bin Dīnār
1.
Sumber
Al-Hāfidz Jamāl ad-Dīn Abū Hajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb
al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl,
(Beirut: Mu’assisah ar-Risālah, tth), 22:5-12.
Nama lengkap
‘Amr bin Dīnār al-Makkī, Abū Muhammad al-Atsrām al-Jumahī
Laqab/kunyah
-
Lahir/wafat/kurun hidup
Wafat 125/126/129 H.
Guru-gurunya
Terdapat dari 63 guru. Antara lain: Jābir bin ‘Abdillāh al-Anshārī,
Dzakwān Abī Shālih as-Sammān, Sālim bin Syawwāl, dll.
Murid-muridnya
Terdapat dari 50 murid. Antara lain: Hammād bin Zaid, Hammād bin Salamah,
Dāwud bin ‘Abdirrahmān al-‘Aththār, dll.
Abū Zar’ah, Abū Hātim dan an-Nasā’ī berkata: tsiqah;
an-Nasā’ī menambahkan tsabit.
2.
Sumber
Al-Hāfidz Syihāb ad-Dīn Ahmad bin ‘Alī Ibnu Hajar al-‘Asqalānī, Tahdzīb
at-Tahdzīb, (Beirut: Mu’assisat ar-Risālah, tth), 3:268-269
Nama lengkap
‘Amr bin Dīnār al-Makkī, Abū Muhammad al-Atsrām al-Jumahi.
Laqab/kunyah
-
Lahir/wafat/kurun hidup
Wafat 125/6 H
Guru-gurunya
Terdapat dari 36 guru. Antara lain: Ibnu ‘Abbās, Ibnu az-Zubair,
Ibnu ‘Umar, Jābir bin ‘Abdullāh, dll.
Murid-muridnya
Terdapat dari 24 murid lebih.[5]
Antara lain: Qatādah, Abū ‘Awānah, Manshūr bin Zādzān, al-Hammādān,[6]
as-Sufyānān, dll.
Penilaian ulama
An-Nasā’ī mengatakan: tsiqah tsabit; Abū Zar’ah dan
Abū Hātim mengatakan: tsiqah; Ibnu Hajar, Ibnu ‘Uyainah dan ‘Amr bin
Jarīr berkata: tsiqah, tsabit, banyak hadisnya, shadūq, ‘ālim,
dan beliau adalah salah satu muftī Mekkah pada zamannya; Ibnu Hibbān
juga menyebutkannya dalam kitab ats-Tsiqāt
3.
Sumber
‘Abdul Ghaffār Sulaimān al-Bandārī, Mausū’ah Rijāl Kutub
at-Tis’ah, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, tth), 3:142.
Nama lengkap
‘Amr bin Dīnār
Laqab/kunyah
Abū Muhammad, al-Makī, al-‘Atsram, al-Jumahī, al-Yamanī
Lahir/wafat/kurun hidup
Wafat 125/126 H
Guru-gurunya
-
Murid-muridnya
-
Penilaian ulama
Tsiqah tsabit
Analisis
Kitab Tahdzīb al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl dan Tahdzīb at-Tahdzīb
menyebutkan nama lengkap beliau dengan nama yang sama, sedangkan kitab Mausū’ah
Rijāl Kutub at-Tis’ah hanya menyebutkan nama beliau dengan singkat yang
kemudian disertai laqab dan kunyahnya. Kitab Tahdzīb at-Tahdzīb dan Mausū’ah
Rijāl Kutub at-Tis’ah memberikan tahun wafat yang sama, yaitu antara
125/126 H, sedangkan kitab Tahdzīb al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl juga sama
namun memberikan tambahan tahun 129 H.
Dalam kitab Tahdzīb al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl hanya
menyebutkan dua pendapat ulama, kitab Tahdzīb at-Tahdzīb cenderung lebih
banyak menyebutkan penilaian para ulama dengan menyebutkan tujuh pendapat
termasuk pendapat dari pengarang kitab tersebut, sedangkan dalam kitab Mausū’ah
Rijāl Kutub at-Tis’ah hanya memuat satu pendapat, tapi dalam kitab tersebut
tidak disebutkan nama ulama yang memberikan penilaian tersebut dan ini juga
terjadi dalam semua penilaian ulama terhadap rawi-rawi lain..
Dalam ketiga kitab tersebut mayoritas penilaian ulama termasuk
dalam kategori peringkat ta’dīl yang kedua, sedangkan minoritas
penilaian ulama termasuk dalam kategori peringkat ta’dīl yang ketiga.
C.
Hammād bin Zaid
1.
Sumber
Al-Hāfidz Jamāl ad-Dīn Abū Hajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb
al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl,
(Beirut: Mu’assisah ar-Risālah, tth), 7:239-252.
Nama lengkap
Hammād bin Zaid bin Dirhām al-Azdī al-Jahdlamī, Abū Ismā’īl al-Bashrī
al-Azraqī.
Laqab/kunyah
-
Lahir/wafat/kurun hidup
-
Lahir pada
zaman ‘Umar bin ‘Abdul ‘Azīz
-
Lahir 98 H
wafat 179 H
-
Wafat hari
Jum’at 10 Ramadlan
-
Wafat hari Jum’at
19 Ramadlan
Guru-gurunya
Terdapat dari 98 guru. Antara lain: ‘Umar bin ‘Utsmān al-Makhzūmī,
‘Amr bin Dīnār al-Makkī, ‘Amr bin Dīnār al-Bashrī, Qahramān Āli az-Zubair, dll.
Murid-muridnya
Terdapat dari 104 murid. Antara lain: Qutaibah bin Sa’īd, Laits bin
Hammād ash-Shaffār, Laits bin Khālid al-Bakhlī, dll.
Penilaian ulama
Dalam kitab ini tidak disebutkan jarh dan ta’dīl
tentang beliau. Tapi dalam kitab ini beliau sering dibandingkan dengan Hammād
bin Salamah. Dan Hammād bin Zaid lah yang lebih banyak dan lebih sahih dalam periwayatan hadis. Selain itu beliau juga dibandingkan dengan Ismā’īl bin
‘Ulayyah dan Sufyān bin ats-Tsaurī, dan beliau adalah orang yang lebih dipilih
pendapatnya.
Beliau adalah orang yang buta. Beliau juga menjadi Imam di Bashrah
pada zamannya; ‘Amr bin ‘Alī berkata: beliau adalah salah satu dari 4 Imam
hadis pada zamannya.
2.
Sumber
Al-Hāfidz Syihāb ad-Dīn Ahmad bin ‘Alī Ibnu Hajar al-‘Asqalānī, Tahdzīb
at-Tahdzīb, (Beirut: Mu’assisat ar-Risālah, tth), 1:480-481.
Nama lengkap
Hammād bin Zaid bin Dirhām al-Azdī al-Jahdlamī, Abū Ismā’īl
al-Bashrī al-Azraqī.
Laqab/kunyah
-
Lahir/wafat/kurun hidup
Lahir 98 H dan wafat Ramadlan 179 H. (81 tahun).
Guru-gurunya
Terdapat dari 15 guru lebih. Antara lain: ‘Amr bin Dīnār, Hisyām bin
‘Urwah, ‘Ubaidillāh bin ‘Umar, dll.
Murid-muridnya
Terdapat dari 20 murid. Antara lain: Qutaibah, Muhammad bin Zubair
al-Makkī, ‘Amr bin ‘Auf, dll.
Penilaian ulama
Muhammad bin Sa’d berkata: beliau itu tsiqah tsabit
dan dapat dijadikan hujjah dalam hadis yang diriwayatkannya. Ibnu Hibbān
menyebutkannya dalam kitab ats-Tsiqāt. al-Khalīlī berkata: tsiqah
muttafaq ‘alaih.
Informasi lain
Ibnu Manjawaih dan Ibnu Hibbān berkata: beliau adalah orang yang
buta; Rustah berkata: beliau adalah
salah seorang Imam pada zamannya di Bashrah;
Ibnu Hajar berkata bahwa beliau adalah orang yang buta tapi kebutaan
beliau terjadi di masa hidup beliau, tidak sejak dilahirkan.
3.
Sumber
‘Abdul Ghaffār Sulaimān al-Bandārī, Mausū’ah Rijāl Kutub
at-Tis’ah, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, tth), 1:385.
Nama lengkap
Hammād bin Zaid bin Dirhām (Ibn Abī Ziyād)
Laqab/kunyah
Abū Ismā’īl, al-Azdī, al-Jahdlamī al-Basharī, al-Azraqī.
Lahir/wafat/kurun hidup
Wafat 179 H (81 tahun)
Guru-gurunya
-
Murid-muridnya
-
Penilaian ulama
Tsiqah tsabit faqīh
Informasi lain
Beliau adalah orang yang buta tapi barang kali kebutaan beliau
terjadi di masa hidup beliau, tidak sejak dilahirkan. Karena beliau dalam suatu
riwayat dikatakan bahwa beliau pernah menulis.
Analisis
Ketiga kitab yang penulis ambil bersepakat dalam atau dengan memberikan
masa hidup dan tahun wafat yang sama. Namun kitab Mausū’ah Rijāl Kutub
at-Tis’ah tidak secara khusus menyebutkan tahun lahir beliau.
Kitab Tahdzīb al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl tidak menyebutkan
penilaian ulama mengenai beliau namun beliau menyebutkan riwayat-riwayat yang
menunjukkan bahwa para kritikus hadis sangat mengutamakan beliau, dan dalam
kitab ini juga disebutkan bahwa beliau adalah salah satu dari Imam hadis pada
zamannya yang menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang termasuk dalam
kategori rawi yang di ta’dīl.
Dalam kitab Tahdzīb at-Tahdzīb telah disebutkan tiga
penilaian ulama yang semuanya termasuk dalam kategori peringkat ta’dīl
yang kedua, dan ini juga sama dengan yang disebutkan dalam kitab Mausū’ah
Rijāl Kutub at-Tis’ah. Masalah kebutaan beliau telah dijawab dalam kitab Mausū’ah
Rijāl Kutub at-Tis’ah bahwa dalam suatu riwayat ada yang menyebutkan bahwa
beliau pernah menulis dan ini menunjukkan bahwa beliau pada saat itu bisa
melihat. Kebutaan beliau itu tidaklah dari sejak lahir tapi terjadi pada masa
hidupnya, tapi ketiga kitab tersebut tidak menyebutkan secara pasti sejak kapan
beliau mengalami kebutaan.
D.
Qutaibah
1.
Sumber
Al-Hāfidz Jamāl ad-Dīn Abū Hajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb
al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl,
(Beirut: Mu’assisah ar-Risālah, tth), 23:523-537
Nama lengkap
-
Qutaibah bin
Sa’īd bin Jamīl bin Tharīf bin ‘Abdillāh ats-Tsaqafī, Abu Rajā‘ al-Balkhī
al-Baghlānī.
-
Yahyā bin Sa’īd
-
‘Alī
Laqab/kunyah
Qutaibah
Lahir/wafat/kurun hidup
-
Lahir 150 H dan
wafat hari ke-2 Sya’ban 240 H (90 tahun)
-
Lahir 148 H dan
wafat 240 H .
Guru-gurunya
Terdapat dari 112 guru. Antara lain: Hammād bin Zaid, Hammād bin
Yahyā al-‘Abah, Humaid bin ‘Abdurrahmān ar-Ru’āsī, dll.
Murid-muridnya
Terdapat dari 47 guru. Antara lain: al-Jamā’ah[8]
kecuali Ibnu Mājah, Ibrāhīm bin Ishāq al-Harbī, Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin
Sa’īd ad-Dārimī, dll.
Penilaian ulama
Ahmad bin Abī Khaitsamah, Yahyā bin Ma’īn, Abū Hātim dan an-Nasā’ī
berkata: tsiqah; an-Nasa’i menambahkan: shadūq; Ibnu Khirās
berkata: shadūq; al-Faharyānī berkata: Qutaibah adalah shadūq.
2.
Sumber
Al-Hāfidz Syihāb ad-Dīn Ahmad bin ‘Alī Ibnu Hajar al-‘Asqalānī, Tahdzīb
at-Tahdzīb, (Beirut: Mu’assisat ar-Risālah, tth), 3:431.
Nama lengkap
-
Qutaibah bin
Sa’īd bin Jamīl bin Tharīf bin ‘Abdillāh ats-Tsaqafī
-
Yahyā
-
‘Alī
Laqab/kunyah
Qutaibah.
Lahir/wafat/kurun hidup
Lahir 150 H dan wafat 2 Sya’ban 240 H.[9]
(90 tahun).
Guru-gurunya
Terdapat dari 43 guru. Antara lain: Hammād bin Zaid, ‘Abdullāh bin
Zaid bin Aslam, ‘Abdul Wārits bin Sa’īd, dll.
Murid-muridnya
Terdapat dari 30 lebih. Antara lain: at-Tirmidzī, Ahmad bin Sa’īd
ad-Dārimi, Abū Bakar bin Abī Syaibah, dll.
Penilaian ulama
Ibnu Mu’īn, Abū Hātim, an-Nasā’ī berkata: tsiqah; an-Nasā’ī
menambahkan shadūq; al-Faharyānī berkata: Qutaibah adalah shadūq;
al-Hākim berkata: tsiqah ma’mūn; Ibnu Hibbān menyebutkannya dalam
kitab ats-Tsiqāt.
3.
Sumber
‘Abdul Ghaffār Sulaimān al-Bandārī, Mausū’ah Rijāl Kutub
at-Tis’ah, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, tth), 3:269.
Nama lengkap
-
Qutaibah bin
Sa’īd bin Jamīl bin Tharīf bin ‘Abdillāh.
-
Yahyā
-
‘Alī
-
Qabīshah bin
Sa’īd bin Humaid
Laqab/kunyah
Abu Rajā‘, Ats-Tsaqafī, al-Balkhī, al-Buqāl.
Lahir/wafat/kurun hidup
240/241 H.
Guru-gurunya
-
Murid-muridnya
-
Penilaian ulama
Tsiqah tsabit
Analisis
Tiga kitab di atas menyebutkan nama lengkap dan nama lain Qutaibah
secara sama. Tapi kitab Mausū’ah Rijāl Kutub at-Tis’ah menambahkan
dengan nama lain Qabīshah bin Sa’īd bin Humaid.
Dalam memberikan laqab dan kunyah kitab pertama dan
kedua saling bersepakat. Sedangkan kitab ketiga berselisih dengan tidak menganggap
nama Qutaibah sebagai laqab/kunyah dan cenderung menyebutkan nama-nama
lain sebagai laqab/kunyah perawi di
atas.
Mengenai tahun kelahiran kitab pertama dan kedua bersepakat
menyebutkan tahun 150 H. Dan tanggal dan bulan wafat 2 Sya’ban.
Mayoritas ketiga kitab di atas juga menyebutkan tahun wafat yang
sama, yaitu 240 H. Walaupun dalam kitab Mausū’ah Rijāl Kutub at-Tis’ah menambahkan
dengan 241 H.
Kitab Tahdzīb al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl menyebutkan enam
pendapat ulama dengan empat penilaian ulama yang terkategori ta’dīl
peringkat ketiga dan dua penilaian ulama yang terkategori ta’dīl
peringkat keempat. Kitab Tahdzīb at-Tahdzīb juga menyebutkan enam
pendapat ulama yang semuanya menta’dīl beliau dengan satu penilaian
dalam peringkat kedua, empat penilaian dalam peringkat ketiga, dan satu
penilaian dalam peringkat keempat. Sedangkan kitab Mausū’ah Rijāl Kutub at-Tis’ah memasukkan
beliau dalam kategori ta’dīl peringkat kedua.
E.
At-Tirmidzī
1.
Sumber
Al-Hāfidz Jamāl ad-Dīn Abū Hajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb
al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl,
(Beirut: Mu’assisah ar-Risālah, tth), 26:250-252.
Nama lengkap
-
Muhammad bin ‘Īsā
bin Saurah bin Mūsā bin adl-Dlahāk
-
Muhammad bin ‘Īsā
bin Yazīd bin Saurah bin as-Sakan as-Sulamī, Abū ‘Īsā at-Tirmidzī adl-Dlarīri al-Hāfidz..
Laqab/kunyah
-
Lahir/wafat/kurun hidup
Wafat hari Senin malam 13 Rajab 279 H.
Guru-gurunya
-
Murid-muridnya
Terdapat dari 25 lebih. Antara lain: Ahmad bin Yūsuf an-Nasafī, Abū
al-Hārits Asad bin Hamdawaih, al-Husain bin Yūsuf al-Farabrī, dll.
Penilaian ulama
Ibnu Hibbān menyebutkannya dalam kitab ats-Tsiqāt dan
mengatakan bahwa beliau adalah orang yang mengumpulkan dan menyusun kitab
hadis.
2.
Sumber
Al-Hāfidz Syihāb ad-Dīn Ahmad bin ‘Alī Ibnu Hajar al-‘Asqalānī, Tahdzīb
at-Tahdzīb, (Beirut: Mu’assisat ar-Risālah, tth), 3:668-669.
Nama lengkap
Muhammad bin ‘Īsā bin Saurah bin Mūsā bin adl-Dlahāk Ibnu as-Sakan,
as-Sulamī, Abū ‘Īsā at-Tirmidzī
Laqab/kunyah
-
Lahir/wafat/kurun hidup
Wafat bulan Rajab 279 H.
Guru-gurunya
-
Murid-muridnya
Terdapat dari 12 lebih. Antara lain: Ahmad bin Yūsuf an-Nasafī, Abū
al-Hārits Asad bin Hamdawaih, Dāwud bin Nashr bin Suhail, dll.
Penilaian ulama
Ibnu Hibbān menyebutkannya dalam kitab ats-Tsiqāt;
Ibnu Hajar dan al-Khalīlī berkata: tsiqah muttafaq ‘alaih.
3.
Sumber
‘Abdul Ghaffār Sulaimān al-Bandārī, Mausū’ah Rijāl Kutub at-Tis’ah,
(Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, tth), 3:440-441.
Nama lengkap
-
Muhammad bin
‘Īsā bin Saurah bin Mūsā bin adl-Dlahāk
-
Ibnu as-Sakan
Laqab/kunyah
Abū ‘Īsā, as-Salamī, at-Tirmidzī, adl-Dlarīri, al-Būgī
Lahir/wafat/kurun hidup
Wafat 275 atau 279 H
Guru-gurunya
-
Murid-muridnya
-
Penilaian ulama
Tsiqah Hāfidz dan salah satu Imam Kutub as-Sittah
Analisis
Tiga kitab di atas menyebutkan nama lengkap yang sama meskipun
dalam dua kitab pertama memberikan nama lain yang berbeda. Mayoritas ketiga
kitab tersebut juga menyebutkan tahun wafat yang sama meskipun juga dalam kitab
Mausū’ah Rijāl Kutub at-Tis’ah menambahkan dengan 275 H.
Mengenai guru at-Tirmidzī semua kitab yang penulis ambil tidak
satupun yang menyebutkan nama-nama guru beliau. Menurut hemat penulis, hal ini
dikarenakan posisi beliau sebagai mukharrij yang telah mengeluarkan
beribu-ribu hadis yang secara otomatis juga memiliki guru yang banyak juga
sehingga dalam ketiga kitab ini tidak disebutkan guru-guru beliau.
Kitab Tahdzīb al-Kamāl Fī ‘Asmā‘ ar-Rijāl hanya menyebutkan
satu penilaian ulama saja dengan kategori peringkat ta’dīl yang ketiga.
Kitab Tahdzīb at-Tahdzīb menyebutkan tiga pendapat ulama termasuk
pendapat pengarang kitab dengan satu pendapat dalam kategori peringkat ta’dīl
ketiga dan dua dalam kategori peringkta ta’dīl yang kedua. Sedangkan kitab Mausū’ah Rijāl Kutub
at-Tis’ah memasukkan beliau dalam kategori ta’dīl tingkat kedua.
Kesimpulan
: Dilihat dari tahun wafat dan masa hidup semua perawi maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh rawi yang terdapat dalam hadis di atas saling ada
ketersambungan umur (mu’āsharah). Dan dapat disimpulkan juga dari data
guru dan murid bahwa seluruh rawi pada hadis di atas saling liqā’. Dari
sini juga dapat disimpulkan bahwa sanad hadis ini bersambung. Sedangkan jika
dilihat dari jarh dan ta’dīlnya maka dapat disimpulkan bahwa
seluruh rawi hadis ini adalah adil meskipun terjadi perbedaan tingkat keadilan
dari tiap-tiap rawi.
Yogyakarta, 20 Januari 2013
Ditulis oleh: Fikri Noor Al Mubarok
Ditulis oleh: Fikri Noor Al Mubarok
(Bagi para pengunjung yang ingin menjadikan tulisan ini sebagai rujukan silakan sertakan nama penulis pada tulisan anda)
[1] At-Tirmidzī,
Abū ‘Īsā Muhammad bin ‘Īsā, al-Jāmi‘ al-Kabīr, cet. I, (Beirut: Dār al-Gharb,
1996), 2:391.
[2]
Ibnu Hajar memilih umur yang terakhir.
[3]
Penulis menyebutkan laqab dan kunyah menjadi satu bagian -yang
sebenarnya menjadi bagian yang dipisahkan dalam kitab tersebut- karena
mengikuti susunan atau urutan dari nomor satu dan dua sehingga menjadi lebih
sistematis.
[4]
Untuk menganalisis tingkatan lafal jarh dan ta’dīl penulis akan
menggunakan peringkat-peringkat lafal yang telah dikemukakan oleh Ibn Hajar al-‘Asqalānī
dalam buku Kaedah Keshahihan Sanad Hadis karangan M. Syuhudi Ismail.
[5]
Penulis mencantunkan kata “lebih” dikarenakan pada kitab Tahdzīb al-Kamāl Fī
‘Asmā‘ ar-Rijāl, terdapat tambahan kata “Wa Ākharūn”.
[6]
Yang dimaksud adalah Hammād bin Zaid bin Dirhām dan Hammād bin Salamah.
[7]
Penulis menambahkan informasi lain dalam data perawi ini karena hal ini
sangatlah penting mengingat perawi ini adalah seorang yang buta.
[8]
Mereka adalah al-Bukhārī, Muslim, at-Tirmidzī, an-Nasā’ī, Abū Dāwud, dan Ibnu
Mājah.
[9]
Redaksi aslinya adalah “dua malam yang telah lewat dari bulan Sya’ban 240 H”
0 comments
Post a Comment